Thursday, January 5, 2012

antara hujan, pundak dan beban itu

belum usai. semua seolah berlomba lomba menegurku, menamparku, atau hanya sekedar berusaha meluruskan keberpalinganku. entah ini yang disebut waktu yang tepat, atau waktu yang sengaja membunuhku. aku tak tahu, setan itu lebih mendominasiku. tak semudah itu... persetan dengan kedewasaan atau usia yang beberapa hari lalu telah genap seperlima abad.. aku tak sekuat itu..
udara pagi seolah berubah menjadi belerang yang siap menyengatku ketika mata sembab ini terbuka untuk menyambut hari yang mereka bilang indah, bukan aku. aku tidak butuh raut muka, bahkan empati itu hanya membuatku semakin 'mati'
akulah pemilik senyum ajaib itu.. pemilik tawa ajaib itu.. aku sendiri tidak pernah tau, bagaimana aku bisa melakukan semua itu? sederhana, beribu perih dan peluh seolah lenyap di balik semua itu. aku kuat karna aku telah menguatkan yang lain.....
kau tau hujan itu? mungkin dia yang menyerap air mataku.. kemudian menjatuhkannya dan membagikannya kepada orang orang yang merindukan sesuatu..
tolong jangan cari kelemahanku,,.. .. .. .. ..  aku.. .. .. .. .. tidak ada yang lain selain diriku, aku masih utuh dengan bekal kekuatanku.. pundak? kalian punya itu bukan? sedang aku? aku sendiri tak pernah bertemu dengan pundak itu..
pikulan ini tidak ringan untukku.. jika kau ijinkan.. pinjamkan pundak itu.. setidaknya aku tau cara bagaimana melepas beban-beban ini dari raga dan jiwaku..










No comments:

Post a Comment