Tuesday, October 30, 2012

Sampai sekarang masih mencari-cari maksud di balik semua yang terjadi ini..
Tiada yang abadi? berubah? Siapa yang berubah? Aku masih dengan raga yang sama, jiwa yang sama.. hanya dengan tambahan lelah..
dia yang sudah berubah, atau aku yang baru mengetahui kenyataannya?

aku benci.. benci pada diriku sendiri.. yang harus berpura-pura menerima.. akan ketidaktahuanku.. Kau pikir aku anak kecil? Kau pikir aku bodoh? Yang mematikan sensornya ketika kau berucap.. gerakmu.. pancaran matamu.. aku menutup semua itu.. semua yang tidak biasa.. dan aku tahu.. tapi aku selalu berpura pura tidak tahu.. biarlah aku yang terus kau anggap bodoh.. sampai suatu hari kau tahu bahwa dirimu sendiri yang bodoh..

Mainanmu? bukankan?
Lalu???
Anggap saja aku yang tak bisa menjaga diriku..
Anggap saja aku yang tak pernah belajar dan mengerti semua perkataanmu..
Anggap saja aku yang TAK PERNAH MENGERTI..
Anggap saja aku yang seperti anak kecil di depanmu..
Anggap saja aku yang salah atas semua apa yang selama ini menjadi pembenaranmu..

belajar? iya aku tahu.. tapi tidak untuk hal yang sama dalam waktu yang cukup lama..
itu namanya tidak berkembang sayang, membuang waktu.. kita hanya akan terus terjebak di situ.. lama-lama mati dan membusuk sendiri menjadi untaian kata hati yang sudah tidak berarti..
Aku bisa apa, lagi-lagi aku bisa apa?

Tolong lakukan apa yang pernah kau ucapkan..
tolong perhatikan apa yang pernah engkau titipkan..
tolong jangan sembunyikan apa yang seharusnya terungkap
jangan hapus jejak hanya agar aku tak melihat..
jangan bersusah payah bermain dengan imajimu yang kau tuang dalam cerita..

tolong rawat apa yang sudah mulai layu..
berdua, bukan aku atau kamu.. itu katamu..
Aku tidak sedikitpun memihak.. bermain main dengan frekuensi lain,,
bukalah apa yang seharusnya kau buka..
aku hanya mampu menunggu dalam diam, karena lagi-lagi ucapku tak kan terdengar..
masih menunggu dia sang pemberani..
yang mau mengakui.

Monday, October 29, 2012

#170

Halo, Tuhan..
Jangan marah ya, aku ngga sopan banget harus nulis lewat ini..
Entahlah.. aku sedang ingin banyak sekali berbincang denganMu, tapi Kau tentunya tau.. akhir-akhir ini aku sulit mengungkapkan sesuatu.. bahkan dengan orang-orang terdekatku sekalipun.. sebenarnya Kau pasti sudah tau bukan, tanpa aku harus menulis seperti ini.. tapi aku belum lega.. belum lega Tuhan..
Sebelumnya aku sangat berterimakasih Kau sudah titipkan sesuatu yang sangat indah untukku.. sangat indah.. terimakasih Tuhan.. entah itu hukuman atau hadiah untukku.. 

Sebelumnya maafkan aku juga Tuhan, beberapa kali aku berkhianat.. hmm itu rahasia diantara kita saja ya.. sungguh aku meminta maaf, aku masih tetap hambaMu yang dulu.. yang selalu Kau beri kekuatan di tengah ketidaksanggupanku,, di tengah daya juangku yang belum tinggi.. yang selalu meminta padaMu agar selalu Kau lindungi.. Kau pegang,, dan tidak Kau lepaskan sama sekali..
Aku masih yang itu, belum berubah.. maaf jika aku berkali-kali keluar dari track yang seharusnya tidak ku lewati.. maaf.. Kau merindukanku bukan? apalagi aku, rindu.. bahkan sangat amat merindukanMu..

Cengeng, akhir-akhir ini ia setia bersamaku.. pengen tepuk tangan rasanya bisa nangis secengeng itu demi sesuatu yang dulunya tak begitu kupedulikan..
Tuhan, apa Kau menghukumku?
Aku sampai kehabisan kata untuk merangkai kalimat.. untuk meyakinkan malaikat unikmu itu, ya.. sebut saja dia malaikat.. karena aku..selalu menganggapnya malaikat.. sekasar apapun perlakuannya terhadapku dia tetaplah malaikat untukku..
Kau tentunya tau bukan? Aku mencintainya, menyayanginya, mengasihinya, dan ingin terus membersamainya, belajar bersama.. menemaninya tumbuh dewasa.. bersama..
tapi kenapa Tuhan, kenapa hal itu terus muncul? itu memukulku, sangat memukulku.. lebih sakit dari tancapan pisau sekalipun.. Aku tau karena apapun yang akan aku jelaskan, apapun yang akan aku sampaikan, tiada yang bisa ia mengerti.. apa aku bodoh Tuhan? sebodoh itukah aku??

Kalau boleh aku meminta tolong, tolong jelaskan padanya, jika ia sudah tidak mendengarkan kata-kataku.. tolong terangkan hatinya jika ia mulai terbutakan oleh sesuatu yang memaksanya untuk buta..
Ini bukan soal memilah atau memilih.. bukan soal siapa yang harus dikorbankan..
jika iya, aku rasa aku yang pantas untuk dikorbankan..
Engkau yang paling tau kondisiku seperti apa.. bagaimana mungkin aku memutus nadi persaudaraan yang selama bertahun-tahun mengalir di kehidupanku? mungkin.. tapi itu akan menyakitiku.. nadi itu akan mengucurkan darahnya sampai aku lemah sendiri.. apa Kau rela aku memutusnya? Karena sesungguhnya nadi itu bukan hanya seorang, tapi sekumpulan mereka yang menjadi bagian dari hidupku selama ini.. mengiris satu saja sama dengan mengiris nadi yang aku miliki..
begitu pula ia, malaikat itu, ia sudah mengambil penuh hatiku.. jika aku lepaskan akupun tak akan punya hati lagi.. tak akan punya hati lagi..
Bagaimana aku harus menjelaskannya Tuhan, Bagaimana? Menulis ini dengan rintikan airmata pun belum tentu cukup meyakinkannya..
Ini bukan caraMu memisahkan kita bukan? berkali kali bisikan itu menuntunku untuk melepaskannya, meninggalkannya, bahkan tidak memperdulikannya.. tapi tidak Tuhan, aku tak kuasa.. rasa sayang ini terlampau besar.. seperti yang selalu ia katakan padaku.. aku harus memperjuangkannya, bukan sampai di sini aku harus menyerah.. aku harus mengingat bahwa ia mencintaiku.. amat sangat menyayangiku..

Aku sangat paham sepaham pahamnya ia membutuhkanku, juga sebaliknya aku..
Aku bisa apa Tuhan? Kau yang menitipkan, sudah sepantasnya Kau yang harus mengambil, ambilah seperti saat kau bisa mengambil perasasanku dulu..
tapi Tuhan, Jika masih Kau percaya, ijinkan aku menjaga semua ini, aku masih ingin menjaga semua ini..
seperti video yang pernah aku titipkan untuknya, tolong bimbing kami..

Bimbing dia, yang jika Engkau ijinkan akan menjadi imamku kelak..
bimbing dia, malaikat unik yang selalu menumbuhkan daya juangku ketika mulai turun..
bimbing dia dengan segala latar belakang dan keajaiban yang ada dalam dirinya untuk terus belajar menjadi lebih baik..
Aku hanya bisa berdoa bukan?
Ketika semua kata yang aku keluarkan ujungnya tak pernah 'terdengar'? hingga memang aku tak sanggup untuk mengeluarkan..

Sampaikan aku mencintainya Tuhan..
terimakasih.